Channel Indonesia – Selain dipercaya memiliki banyak manfaat, susu almond juga memiliki beberapa efek samping. Konsumsi susu almond kini tengah populer di kalangan masyarakat. Hal ini lantaran selain rasanya yang enak dan lezat, susu ini memiliki kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya. Almond adalah sumber penting dari banyak nutrisi termasuk protein, serat, vitamin E, dan mangan.
Kandungan yang terdapat dalam susu almond ini memiliki berbagai manfaat. Susu almond menawarkan banyak hal yang dicari para pecinta hidup sehat. Mulai dari penurunan berat badan, kesehatan tulang, meningkatkan suasana hati, hingga menurunkan risiko penyakit jantung, kanker, dan diabetes.
Tapi, terlepas dari popularitas dan manfaat kesehatan yang ditawarkannya, susu almond memiliki efek samping yang perlu diwaspadai, terutama jika mengonsumsinya secara berlebihan.
Efek samping konsumsi susu almond
1. Masalah pencernaan
Konsumsi susu almond secara berlebihan dapat memicu berbagai masalah pencernaan seperti rasa tidak nyaman pada perut, mual, dan diare. Ada juga bukti yang menunjukkan asupan almond yang digiling halus lebih baik dan almond yang dicerna dapat menyebabkan pembengkakan di usus.
2. Mengurangi penyerapan nutrisi
Susu almond dapat menghalangi penyerapan gizi ataupun nutrisi seperti seng, zat besi, dan magnesium karena persentase asam fitat di dalamnya. Kehadiran asam fitat di saluran pencernaan telah terbukti menyebabkan bioavailabilitas atau penyerapan mineral yang buruk.
3. Kandungan yodium yang tidak mencukupi
Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa seseorang yang mengonsumsi susu almond mungkin berisiko mengalami kekurangan asupan yodium.
4. Gangguan metabolik
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi minuman nabati dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada anak-anak dan orang dewasa. Selain itu, terdapat juga bukti bahwa susu almond tidak dapat memenuhi banyak kebutuhan nutrisi dan mungkin dihindari untuk menjaga metabolisme yang baik.
5. Potensi erosi
Susu almond memiliki kapasitas buffering yang lebih tinggi dan mungkin berhubungan dengan potensi erosi yang lebih besar pada gigi.
6. Alergi
Jika seseorang yang memiliki alergi kacang, kemungkinan mereka juga akan merasa alergi terhadap susu almond. Menurut sebuah survei, hampir tiga persen populasi global terkena alergi makanan. Almond adalah salah satu kacang pohon yang paling banyak dikonsumsi.
Namun, kacang pohon juga terbukti bertanggung jawab atas alergi paling akut dan fatal termasuk reaksi sindrom alergi oral. Sayangnya, alergi kacang pohon tidak memiliki banyak pengobatan yang efektif.
7. Sifat goitrogenik
Jika seseorang mengalami gangguan fungsi tiroid, maka mereka disarankan untuk berhenti mengonsumsi susu almond atau membatasi konsumsinya. Susu almond yang tidak dipasteurisasi juga telah diuji mengandung persentase total sianida yang dapat berpotensi mematikan dan beracun bagi kesehatan
8. Mengganggu Retensi Protein
Susu almond dengan cepat dikumpulkan, dibuat krim, dan dilapisi di perut dan dapat menyebabkan pengosongan protein lambung lebih cepat. Jadi, ketika seseorang mengonsumsi susu almond, mereka mungkin juga akan kehilangan protein dengan cepat, yang mungkin tidak aman untuk tubuh.
9. Kadar gula tinggi
Susu almond yang diproduksi secara komersial dapat mengandung lebih banyak gula daripada susu sapi. Untuk itu, konsumsi susu almond yang berlebihan dapat menyebabkan kenaikan kadar gula darah, dan bahkan mencegah penurunan berat badan.
10. Efek pada tiroid
Susu almond dianggap sebagai makanan goitrogenik. Itu berarti ia mengandung bahan kimia yang dapat membahayakan tiroid jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Untuk itu, bagi orang yang memiliki fungsi tiroid rendah, disarankan menahan diri untuk tidak mengonsumsi susu almond atau membatasi konsumsinya dalam jumlah sedang.
11. Merupakan Karagenan
Mungkin ada persentase karagenan tertentu dalam susu almond yang dapat berbahaya bagi saluran pencernaan.
Baik karagenan yang terdegradasi maupun yang tidak terdegradasi telah terbukti berkontribusi terhadap tukak usus dan neoplasma
(Dari berbagai sumber/ Mifta Khurokhmah)