Channel Indonesia – Banyak orang yang belum mengetahui tentang gangguan tidur Exploding Head Syndrome(EHS) atau sindrom kepala meledak. Akan tetapi, bukan berarti kondisi ini dapat membuat fisik kepala kamu meledak.
Akan tetapi, gangguan ini merupakan keadaan medis yang memebuat seseorang terganggu saat sedang tidur atau tidak bisa tidur. Hal ini disebabkan karena adanya jenis suara yang bisa didengar seperti dengingan sampai ledakan yang berlangsung selama beberapa detik atau hanya terdengar begitu saja.
Apa itu Exploding Head Syndrome?
Sindrom kepala meledak atau Exploding Head Syndrome (EHS) merupakan suatu gangguan tidur yang menyebabkan pengidapnya mendengar suara dentuman keras layaknya ledakan di kepala saat tidur. Suara ini dapat menyerupai tembakan, bom, petir, teriakan, maupun suara keras lainnya.
EHS termasuk dalam jenis gangguan tidur parasomnia, yaitu perilaku tidak biasa yang terjadi saat Anda baru akan tertidur, sudah terlelap, atau saat terbangun dari tidur.
Meskipun hanya halusinasi, mereka yang mengidap EHS tetap akan merasa bahwa itu merupakan suara asli. Terlebih lagi, meskipun suara ledakan hanya berlangsung selama beberapa detik, seseorang yang mengidapnya kerap mengalami kesulitan untuk tidur kembali.
Gangguan tidur ini sebenarnya tidak berbahaya. Namun, pengidapnya mungkin memerlukan perawatan jika sudah mengalami ketakutan atau kegelisahan berlebih.
Gejala Exploding Head Syndrome (EHS)
Gejala utama EHS adalah sensasi suara keras yang terjadi secara tiba-tiba saat seseorang tidur atau baru saja terbangun. Hal ini biasanya berlangsung hanya beberapa detik saja, akan tetapi dapat sangat mengganggu. Selain itu, beberapa orang juga mengalami gejala tambahan seperti:
- Peningkatan denyut jantung atau sensasi denyut di kepala
- Ketegangan otot atau ketidaknyamanan pada leher
- Sulit tidur kembali setelah terbangun
- Sensasi terjatuh saat tidur (hypnic jerk)
Penyebab Exploding Head Syndrome atau sindrom kepala meledak
Sampai saat ini, belum bisa diketahui secara pasti apa penyebab exploding head syndrome. Namun, beberapa kondisi berikut kerap ditemukan pada pasien yang mengeluhkan tentang EHS.
- Stres atau memiliki gangguan kecemasan.
- Kerusakan atau kelainan fungsi telinga bagian dalam.
- Kejang kecil pada bagian otak tertentu.
- Gangguan tidur seperti sleep apnea atau restless leg syndrome.
- Penggunaan obat-obatan seperti benzodiazepin atau serotonin inhibitor selektif.
- Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol.
- Keterlambatan aktivitas saraf tertentu pada batang otak saat mulai tertidur.
Exploding head syndrome dapat terjadi pada siapa saja. Namun, kondisi ini lebih banyak ditemukan pada wanita.
Mengelola Exploding Head Syndrome
Meskipun EHS dapat mengganggu tidur dan kualitas hidup seseorang, kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan medis khusus. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola EHS:
- Atasi stres
Mengelola stres dan kecemasan dapat memabntu mengurangi keparahan gejala EHS.
- Perbaiki kualitas tidur
Menciptakan rutinitas tidur yang baik dan menjaga lingkungan tidur yang nyaman dapat membantu mengurangi EHS
- Konsultasi dengan dokter
Jika EHS terjadi secara teratur dan sangat mengganggu, segera berkonsultasilah dengan dokter. Mereka dapat memberikan saran dan evaluasi lebih lanjut.
Meskipun mungkin menakutkan, kondisi ini umumnya tidak berbahaya dan dapat dielola dengan baik melalui mengatasi stres, meningkatkan kualitas tidur, dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika diperlukan.
(Dari berbagai sumber/ Mifta Khurokhmah)