Ini 5 Bacaan Doa Iftitah Menurut ‎Beberapa Hadits Shahih

Doa iftitah merupakan sebuah doa yang disunnahkan untuk dibaca pada waktu salat.

Konten489 Views

Channel Indonesia – Doa iftitah merupakan sebuah doa yang disunnahkan untuk dibaca pada waktu salat. Dimana ketika seseorang mendirikan salat, maka doa iftitah dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca Al- Fatihah. Doa ini dibaca hanya sekali dalam sholat yakni pada rakaat pertama saja.

Terkait dengan hukum membaca doa iftitah, jumhur ulama berpendapat bahwa zikir (bacaan) iftitah adalah salah satu dari bacaan yang disunnahkan untuk dibaca dalam sholat. Berikut beberapa bacaan doa iftitah yang dapat dibaca.

Berikut 5 doa Iftitah yang terdapat dalam hadist sahih
Doa iftitah pertama, diriwayatkan Imam Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi

 اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. اِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَالسَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا اَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ. اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa’ashiilaa. Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wa maa anaa minal musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Artinya: “Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang. Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dengan segenap kepatuhan atau dalam keadaan tunduk, dan aku bukanlah dari golongan orang-orang yang menyekutukan-Nya. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam, yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan yang demikian itulah aku diperintahkan. Dan aku adalah termasuk orang-orang muslim.

Bacaan doa iftitah ini berdasarkan hadits riwayat Muslim Nomor 399, Abu Daud nomor 775, dan Tirmidzi nomor 242.

Kedua, doa ini telah diriwayatkan Imam Muslim, Tirmidzi, dan Abu Daud

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ، عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ، إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Allaahumma rabba jibriila wamiikaa iila wa israafiila fathiras samaawaati wal ardhi, ‘aalimal ghaibi wasy syahaadati, anta hukmu baina ‘ibaadika fiimaa kaanuu fiihi yakhtalifuunah dinii limakhtulifa fiihi minal haqqi bi idznik. Innaka tahdii man tasyaa u ila shiraathim mustaqiim.

Ya Allah, Tuhan Jibril, Mikail, Israfil. Pencipta langit dan bumi. Yang mengetahui kegaiban dan kenyataan. Engkaulah yang menghukumi antara para hamba-Mu terhadap apa yang mereka persilisihkan. Tunjukilah aku kebenaran terhadap apa yang diperselisihkan dengan izin-Mu. Engkau yang membimbing siapa saja yang Engkau kehendaki menuju jalan yang lurus”

Doa iftitah ketiga, diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim

اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَايَاىَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ. اللَّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَاىَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Allahumma baa’id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqatsawbul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.

Artinya: “Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana engkau menjauhkan timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air yang dingin.” (HR. Bukhari nomor 744 dan Muslim nomor 598)

Nabi Muhammad SAW juga membaca doa iftitah ini berdasarkan dalam hadits riwayat Bukhari nomor 744, dan Muslim nomor 598

Doa iftitah keempat diriwayatkan Imam Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ

Subhaanakallohumma wa bi hamdika wa tabaarokasmuka wa ta’aalaajadduka wa laa ilaha ghoiruk

Artinya: “Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.” (HR. Muslim, no. 399; Abu Daud, no. 775;Tirmidzi, no. 242; Ibnu Majah, no. 804).

Yang kelima, doa iftitah ini telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Majah

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ

Allohu akbar kabiiro, allohu akbar kabiiro, allohu akbar kabiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, walhamdulillahi katsiiro, wa subhanallahi bukrotaw washiilaa, wa subhanallahi bukrotaw washiilaa, wa subhanallahi bukrotaw washiila a’udzu billahi minasy syaithooni min nafkhihi, wa naftshihi, wa hamzih

Artinya: “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore, Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Aku berlindung kepada Allah dari tiupan, bisikan, dan godaan setan.” (HR. Abu Daud, no. 764; Ibnu Majah, no. 807; Ahmad, 4:80,85. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth dan ‘Abdul Qadir Al-Arnauth dalam tahqiq Zaad Al-Ma’ad, 1:197 mengatakan bahwa hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban, Al-Hakim dan disetujui oleh Imam Adz-Dzahabi).

(Dari berbagai sumber/ Mifta Khurokhmah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *