Channel Indonesia – Penyakit arteri koroner sebagai bagian dari masalah kardiovaskular merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia, bahkan di dunia. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 2016, tingkat kematian akibat penyakit jantung di dunia adalah 122 orang per 100 ribu populasi. Dibanding penyakit pemicu kematian lain seperti tuberkulosis, stroke, kanker, dan diabetes, angka itu lebih besar.
Data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukkan prevalensi penyakit arteri koroner lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki, yakni 1,6% berbanding 1,3%. Sedangkan berdasarkan wilayah tempat tinggal, warga kota lebih banyak yang menderita penyakit ini dibanding masyarakat desa dengan perbandingan 1,6% : 1,3%.
Penyakit arteri koroner adalah istilah umum untuk menyebut kondisi menumpuknya lemak dan zat-zat inflamasi, yang kemudian disebut dengan plak, di dinding pembuluh darah jantung yang bisa memicu serangan jantung. Penyakit ini juga sering disebut sebagai penyakit jantung koroner.
Kondisi ini juga dikenal dengan nama iskemia. Penyempitan arteri yang kronis dari waktu ke waktu akan membuat aliran darah semakin berkurang hingga sampai terhenti sama sekali jika plak sepenuhnya menutup pembuluh darah jantung.
Penyebab Penyakit Arteri Koroner
Penyebab penyakit jantung koroner adalah tumpukan plak di dinding pembuluh darah yang mengarah ke jantung. Plak ini tersusun atas kolesterol, lemak, dan zat lain. Dalam beberapa kasus, plak ini bisa pecah sehingga trombosit akan bekerja memperbaiki arteri hingga terbentuk gumpalan darah yang bisa menghambat aliran darah ke otot jantung.
Faktor risiko penyakit arteri koroner umumnya kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kadar kolesterol HDL rendah, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga, obesitas, dan diabetes. Kebiasaan merokok juga berkontribusi terhadap munculnya penyakit ini. Bagi kalangan perempuan, periode menopause juga menjadi faktor.
Gejala Penyakit Arteri Koroner
Penyakit arteri koroner bisa mulai muncul pada masa kanak-kanak sehingga di masa remaja sudah bisa ditemukan plak yang terbentuk di pembuluh darah pada kebanyakan orang. Namun gejala umumnya baru kentara ketika tumpukan plak sudah parah.
Gejala yang paling umum ditemukan adalah nyeri dada atau angina. Penderita penyakit jantung koroner juga biasanya mudah lelah, napasnya pendek, serta nyeri di leher dan lengan. Gejala lain yang bisa dirasakan di dada antara lain:
- Tidak nyaman
- Tertekan
- Sesak
- Berat
- Panas terbakar
- Terasa penuh
- Seperti diremas
Perawatan Penyakit Arteri Koroner
Terdapat beberapa jenis perawatan penyakit arteri koroner. Ada yang harus dilakukan di rumah sakit, ada pula yang dapat dijalankan di rumah.
Perawatan di rumah meliputi perubahan gaya hidup, seperti menjauhi makanan yang mengandung kolesterol, gula, dan sodium. Pasien yang merokok harus berhenti. Selain itu, pasien mesti lebih aktif setiap hari dan belajar mengendalikan stres.
(Alifah Dhuha/ Dari Berbagai Sumber)