Chanel Indonesia – Lancar Buang Air Besar (BAB) adalah salah satu pertanda pencernaan sedang dalam keadaan sehat. Sebagian besar orang menganggap bahwa frekuensi buang air besar yang ideal adalah setiap hari. Namun benarkah demikian?
Ahli gastroenterologi Folasade May mengatakan bahwa kita tidak perlu buang air besar setiap hari. Mengutip media, ia menyebut bahwa kepercayaan tersebut hanya sebuah kesalahpahaman.
“Saya harus mengingatkan orang-orang bahwa sebenarnya tidak ada jumlah buang air besar yang tetap atau normal,” kata dia.
Profesor di divisi gastroenterologi dan hepatologi di Mayo Clinic Michael Camilleri juga berpendapat serupa. Ia menyebut gagasan itu tampaknya berasal dari kepercayaan kuno bahwa buang air besar setiap hari membuat Anda lebih sehat.
“Kebanyakan orang bisa buang air besar antara tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu,” tambah May. “Apabila masih berada dalam rentang tersebut, kami anggap normal.”
Terkait buang air besar sebagai tolok ukur kesehatan, frekuensi bukanlah satu-satunya faktor yang penting.
Ahli gastroenterologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts dan instruktur kedokteran di Harvard Medical School Trisha Pasricha mengatakan beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi seberapa sering orang buang air besar termasuk diet, hidrasi, stres, usia, penggunaan obat, dan keadaan sosial.
Tak hanya itu, penting juga untuk mengetahui seperti apa bentuk feses yang dikeluarkan selain seberapa sering Anda buang air besar.
“Bentuk feses, tampilan, atau konsistensi dari gerakan usus sebenarnya merupakan kriteria yang jauh lebih baik daripada sekadar angka-angka frekuensi,” ucap Camilleri.
Para profesional medis menilai kualitas feses menggunakan Bristol Stool Chart, yang mengklasifikasikan tinja ke dalam tujuh kelompok. Jenis kotoran yang paling sehat adalah jenis tiga dan empat, kotoran yang berbentuk seperti sosis dengan tekstur retak pada permukaannya.
Menurut Pasricha, jika Anda buang air besar tiga kali seminggu dan konsistensinya keras atau seperti kerikil, hal itu mungkin tak jadi masalah jika Anda tidak mengalami perubahan apa pun dalam kualitas hidup.
Namun menurut para ahli, jika Anda mengejan secara berlebihan saat mencoba buang air besar atau merasa belum sepenuhnya mengosongkan usus, Anda mungkin perlu melakukan perubahan untuk buang air besar lebih sering atau memiliki kualitas feses yang lebih sehat.
Meletakkan kaki di atas bangku toilet dapat membantu memperlancar proses buang air besar. Dengan melakukan hal tersebut, menurut Pasricha, lutut akan terangkat di atas pinggul, melemaskan otot-otot dasar panggul yang menopang usus dan memungkinkan kotoran keluar dengan lebih mudah.
Sama seperti kita perlu membuat pilihan yang baik untuk mendapatkan tidur yang nyenyak, kita juga perlu membuat pilihan makanan dan minuman yang bijak untuk menjaga kesehatan usus kita.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), mengonsumsi serat yang cukup dari sayuran, buah-buahan, biji-bijian dan kacang-kacangan dapat membantu mencegah sembelit. Asupan serat total harus setidaknya 25 gram setiap hari.
Beberapa penelitian menemukan kiwi dan plum dapat sangat membantu untuk meredakan sembelit. May juga mengatakan bahwa cukup minum air akan melunakkan feses sehingga Anda bisa mengeluarkannya tanpa mengejan.
Menurut ahli, kelancaran buang air besar juga dapat dipengaruhi oleh tidak merespon dorongan untuk buang air besar karena tidak memiliki akses yang mudah atau pribadi ke kamar mandi. Beberapa orang mungkin merasa malu untuk buang air besar di sekitar orang lain di tempat kerja atau sekolah.
Menunda keinginan untuk buang air besar sangatlah tidak dianjurkan. Para ahli mengatakan waktu yang tepat untuk buang air besar adalah di saat Anda merasa ingin sekali melakukannya.(Dari berbagai sumber/Annisa)