Dokter: Makan Mi Instan, Nasi dan Telur Secara Bersamaan Pemicu Obesitas

Faktanya Masyarakat Indonesia banyak yang mengkonsumsi mi, telur dan nasi secara bersamaan

Headline, Konten310 Views

Channel Indonesia – Salah satu makanan favorit masyarakat indonesia adalah mi instan karena rasa yang grih danlezat. Pelengkap makanan ini saat dikonsumsi adalah dengan menggunakan telur.

Makan mi instan nyatanya tidak lengkap jika tidak dikonsumsi dengan telur dan nasi. Faktanya, konsumsi mi, nasi dan telur secara bersamaan menurut pendapat Doker mampu meningkatkan obesitas.

Pengurus Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) yang juga berprofesi sebagai Dokter spesialis penyakit dalam sub endokrin, EM Yunir mengatakan makan mi pakai telur dan nasi cukup berbahaya. Sebab makanan ini memiliki kalori tinggi dan bisa menyebabkan obesitas.

“Mi dan telur saja kalorinya sudah hampir 500, ada sekitar 496 kkal. Ditambah nasi misal satu centong perkiraan ada 100 gram, berarti sudah 200 kkal. totalnya hampir 700 kkal sekali makan,” kata Yunir dalam konferensi pers yang digelar secara daring oleh PB IDI, Senin (10/7).

Padahal kebutuhan kalori manusia dalam 24 jam itu hanya sekitar 1600-1700 kalori saja. Hal ini berarti saat makan mi instan dengan telur dan nasi sudah hampir 50 persen kebutuhan kalori digunakan.

“Bahayanya lagi, campuran ini dimakan malam hari sebelum tidur. Nah pas siang itu makan sudah memenuhi kebutuhan kalori. Jadi lemak dong bukan energi, makanya bisa memicu obesitas,” kata dia.

Selain perkara mi instan dengan telur dan nasi dalam satu kali konsumsi, Yunir juga menyinggung kebiasaan orang Indonesia yang berpegang teguh pada istilah ‘belum makan kalau belum makan nasi’.

Padahal, orang tersebut sudah makan berbagai cemilan yang cukup berat, misalnya bakso, mi ayam, batagor atau makanan lainnya.

Kebiasaan ini pun bisa memicu obesitas yang kini memang tengah menghantui orang Indonesia. Kebiasaan buruk lainnya adalah pemasukan (kalori) tidak sesuai dengan pengeluaran.

Artinya, makan banyak tapi energi yang dikeluarkan sedikit malah kadang cenderung tidak ada. Hal ini dipermudah dengan membeli makanan melalui aplikasi belanja online.

“Kita tahu bahwa sekarang sangat mudah membeli makanan. Semua jenis makanan bisa diorder melalui online. Dari dalam kamar saja sudah bisa pesan makanan,” katanya.

Mudahnya akses membeli makanan tanpa harus mengeluarkan banyak energi bisa jadi salah satu pemicu obesitas makin marak di Indonesia.

Dia pun menyarankan agar masyarakat jangan terlalu terlena dengan segala bentuk kemudahan yang saat ini berkembang pesat.

“Sebaiknya pemasukan makanan harus seimbang dengan energi yang dikeluarkan. Bukan berarti tidak boleh jajan online, tapi Anda juga harus banyak bergerak dan perhatikan setiap asupan,” katanya.(Dari berbagai sumber/Annisa)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *