Erdogan Geram Soal Pembakaran Al Quran

Erdogan mengatakan bahwa Turki akan menunjukan kemngkinan reaksi terkuat terhadap apa yang disebutnya sebagai protes keji

Headline, Konten537 Views

Channel Indonesia – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam Swedia atas pembakaran Al Quran di Stockholm yang terjadi pada hari pertama Iduladha. Ia mengatakan Turki tidak akan pernah tunduk pada kebijakan provokasi atau ancaman.

Erdogan mengatakan bahwa Turki akan menunjukan kemngkinan reaksi terkuat terhadap apa yang disebutnya sebagai protes keji

Hal tersebut disampaikan kepada anggota partai pada hari raya Iduladha.

“Kami akan mengajari orang-orang Barat yang arogan bahwa bukan kebebasan berekspresi untuk menghina nilai-nilai suci umat Islam,” kata Erdogan pada Kamis (29/6) seperti diberitakan Reuters.

Pernyataan itu disampaikan setelah Swedia memberikan kembali izin menggelar protes anti-Quran. Padahal, polisi sempat melarang hal itu dengan alasan keamanan.

Namun, Hakim Eva-Lotta Hedin mengatakan otoritas kepolisian tidak punya dukungan yang cukup untuk keputusan pelarangan. Hingga aksi pembakaran Al Quran terjadi lagi dan kini dilakukan Salwan Momika.

Semua bermula ketika Salwan Momika yang melarikan diri dari Irak ke Swedia beberapa tahun lalu meminta izin kepada polisi untuk membakar kitab suci umat Islam. Menurutnya itu sebagai bentuk pengungkapan pendapat tentang Al Quran.

Menjelang protes, Momika mengatakan kepada kantor berita TT bahwa dia juga ingin menyoroti pentingnya kebebasan berbicara.

Dalam aksinya, Momika menginjak-injak Al Quran, memasukkan potongan daging asap ke dalamnya, dan membakar halaman sebelum membantingnya hingga tertutup, dan menendangnya sambil melambai-lambaikan bendera Swedia.

Namun setelah pembakaran, polisi mendakwa pria yang melakukannya dengan agitasi terhadap kelompok etnis atau bangsa.

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan sebelumnya juga mengutuk protes tersebut dan mengatakan tidak dapat diterima untuk mengizinkan protes anti-Islam atas nama kebebasan berekspresi.

Serangkaian protes di Swedia menentang Islam dan hak-hak Kurdi telah meningkatkan ketegangan dengan Turki, yang dukungannya kepada Swedia perlu masuk ke Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO).(Dari berbagai sumber/Annisa)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *