Seseorang yang Berwajah Mirip Sering Dianggap Berjodoh, Ini Penjelasan Studinya

dalam Evolution dan Human Behavior menemukan orang lebih tertarik pada orang yang mirip dengan dirinya.

Headline, Konten689 Views

Channel Indonesia – Masyarakat menganggap bahwa pasangan yang berwajah mirip artinya pelung besar untuk berjododoh. Kepercayaan sebagian orang ini memiliki persentase kebenaran yang tinggi.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Evolution dan Human Behavior menemukan orang lebih tertarik pada orang yang mirip dengan dirinya.

Dilansir dari New York Post, para peneliti dari University of Queensland Australia melibatkan 682 partisipan heteroseksual dan mencatat total 2.285 interaksi kencan kilat di laboratorium.

Sekitar setengah dari interaksi terjadi dengan pasangan dari etnis yang sama dan setengahnya lagi dengan pasangan dari etnis yang berbeda.

Studi itu menyimpulkan bahwa orang dengan fitur wajah yang mirip menilai satu sama lain lebih menarik. Peserta dari etnis yang sama juga cenderung menganggap satu sama lain lebih menarik daripada mereka yang berasal dari etnis yang berbeda.

Namun, etnisitas tampaknya tidak memengaruhi penilaian kebaikan karena mereka yang memiliki fitur wajah yang sama menilai satu sama lain sebagai orang yang lebih baik, terlepas dari etnis yang sama atau tidak.

“Beberapa orang telah mengusulkan bahwa gaya hidup bersama jangka panjang menghasilkan kemiripan fisik, tetapi ada bukti yang beragam mengenai kemungkinan ini,” catat para peneliti studi.

Hanya saja, teori yang dulu diyakini bahwa pasangan yang sudah menikah mulai terlihat mirip setelah bertahun-tahun bersama dibantah pada tahun 2020 dengan penelitian dari Stanford University.

“Sebagai alternatif, kemiripan wajah pada pasangan bisa jadi merupakan hasil dari preferensi terhadap kemiripan wajah pada pasangan romantis,” tulis para peneliti.

Para ahli juga meyakini bahwa temuan mereka benar dengan menyatakan bahwa memiliki penampilan yang mirip memicu rasa kekeluargaan yang secara naluriah membuat orang merasa nyaman, akrab, dan merasa memiliki orang-orang yang mirip dengannya.

Studi ini juga menemukan bahwa fitur wajah yang dianggap lebih maskulin secara positif terkait dengan daya tarik bagi pria dan secara negatif bagi wanita.

Para psikolog menafsirkan temuan mereka sebagai bukti “dasar genetik untuk jenis wajah yang kita anggap menarik”. Mereka mencatat bahwa “preferensi untuk fitur wajah tertentu berpotensi berevolusi karena manfaat kesehatan yang disinyalir oleh fitur-fitur tersebut.”

Meskipun telah ada penelitian lain dan berbagai bukti mengenai hubungan antara kemiripan wajah dan peringkat daya tarik, para peneliti percaya bahwa temuan baru ini dapat diandalkan dengan catatan bahwa sebagian besar penelitian lain mengandalkan gambar wajah asli atau wajah yang diubah secara digital, sementara penelitian baru ini menganalisis interaksi tatap muka.(Dari berbagai sumber/Annisa)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *