Pensil Tidak Bisa Digunakan Astronaut Saat di Luar Angkasa, Ini Penjelasannya

Ujung pensil bisa patah saat digunakan. Tak hanya itu, sisa-sisa rautan pensil juga bisa mengambang di luar angkasa. Hal ini menimbulkan bahaya di kapal.

Headline, Konten432 Views

Channel Indonesia – Di luar angkasa saat ini, kegiatan menulis masih dilakukan oleh para Astronaut. Uniknya, mereka tidak menggunakan pensil melainkan pulpen khusus. Ini penjelasan Ilmiahnya

Menurut Science Alert, dalam ekspedisi luar angkasa, NASA menghabiskan jutaan dolar untuk mengembangkan pulpen yang akan bekerja di lingkungan gaya berat mikro. Namun kosmonaut, astronaut dari Rusia, memutuskan untuk menjalankan misi luar angkasa dengan pensil granit.

Awalnya, astronaut dan kosmonaut sama-sama menggunakan pensil di luar angkasa. NASA memang menghabiskan sejumlah uang untuk meneliti kelayakan pulpen, tetapi membatalkan proyek tersebut lebih awal karena peningkatan biaya.

Fisher Space Pen kemudian dikembangkan secara independen oleh bisnis swasta, Fisher Pens. Pulpen ini dirilis pada akhir 1960-an, astronaut dan kosmonaut akhirnya menggunakannya di luar angkasa.

Ternyata, penggunaan pulpen khusus dan bukannya pensil berkaitan dengan barang yang mengambang di luar angkasa. Residu pensil adalah salah satunya.

Alasan Astronot Tidak Menggunakan Pensil di Luar Angkasa

Ujung pensil bisa patah saat digunakan. Tak hanya itu, sisa-sisa rautan pensil juga bisa mengambang di luar angkasa. Hal ini menimbulkan bahaya di kapal.

Partikel kecil apa pun yang dapat tersangkut di mesin halus merupakan bahaya di luar angkasa. Termasuk partikel yang keluar dari pensil menjadi perhatian yang signifikan.

Pulpen Juga Berbahaya

 Pulpen pada saat itu juga berbahaya. Pulpen pertama yang sukses secara komersial diperkenalkan pada tahun 1945. Namun pulpen tersebut, menurut pendiri Fisher Pen Company Paul C Fisher, tetap ‘bocor ke mana-mana’.

Tapi kemudian astronot menggunakan pulpen setelah Paul C Fisher, bersama dengan Friedrich Schächter dan Erwin Rath, menyempurnakan pulpen luar angkasa.

Pulpen ini menggunakan kartrid tinta bertekanan dan dapat bekerja di berbagai kondisi, seperti suhu yang sangat bervariasi, terbalik, dan pada permukaan berminyak.

Fisher menawarkan pulpen ini kepada NASA. Setelah pengujian yang ketat, NASA memutuskan untuk membelinya untuk misi Apollo di masa depan. Fisher Space Pen memulai debutnya di Apollo 7 pada tahun 1968.

Pena Fisher Space masih digunakan sampai sekarang, tetapi saat ini astronaut dan kosmonaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional memiliki lebih banyak pilihan. Mereka dilengkapi dengan pulpen berbagai warna, serta pensil dari jenis mekanis.

Astronot NASA Clayton Anderson menjelaskan jika pensil mekanik biasanya digunakan oleh kru untuk menulis waktu bakar, konfigurasi mesin, dan lain sebagainya.

“Kemampuan untuk menghapus sesuatu sangat baik. kemampuan untuk dimiliki. Terutama saat situasi berubah, yang mana sering terjadi,” ujarnya.(Dari berbagai sumber/Annisa)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *