Channel Indonesia – Bersamaan dengan liburan sekolah untuk anak-anak dan dicabutnya status Covid-19 di Indonesia, kolam renang menjadi salah satu destinasi wisata favorite keluarga.
Faktanya, kolam renang yang ramai dikunjungi oleh masyarakat membuat risiko penyebaran virus penyakit meningkat.
Dokter mengingatkan kolam renang dapat menjadi tempat berkumpulnya kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit, karena itu menjaga kebersihan air kolam renang menjadi tantangan yang perlu diatasi.
Dengan tingginya jumlah pengunjung di kolam renang, sejumlah kasus pun mengalami peningkatan selama beberapa hari.
Pasalnya, kolam renang yang penuh sesak seringkali tidak mendapatkan perawatan yang memadai dan kadar klorin yang tidak konsisten.
Kelembapan dan air yang tidak terjaga dengan baik dapat menjadi sumber infeksi jamur yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan.
Chawla juga menekankan apabila seorang perenang menghirup air yang kotor, bahkan hanya beberapa tetes, dapat menyebabkan diare.
Selain itu jika air tersebut terhirup melalui hidung, ada kemungkinan terjadi sinusitis dan radang paru-paru. Baginya, air kolam renang dapat menyebabkan berbagai jenis infeksi pada tubuh manusia.
Tak hanya itu, bisa pula seseorang mengalami moluskum, infeksi kulit yang disebabkan oleh virus molluscum contagiosum. Infeksi ini ditandai dengan munculnya benjolan kecil, berwarna merah atau kulit, yang biasanya terasa gatal.
Benjolan-benjolan tersebut dapat muncul di berbagai bagian tubuh dan seringkali menyebar melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
Folikulitis juga terkadang tak bisa dihindari perenang. Biasanya kondisi ini ini disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau virus yang dapat terjadi akibat penggunaan pakaian yang ketat, penggunaan produk perawatan kulit yang berlebihan, atau bahkan kontaminasi oleh mikroorganisme.
Folikulitis ditandai dengan munculnya benjolan merah, gatal, dan berisi nanah di sekitar folikel rambut.
Kedua penyakit tersebut dapat terjadi pada kulit yang terpapar air kolam renang yang terkontaminasi atau kurang terjaga kebersihannya.
Selain itu, Chawla pun menyebut sejumlah risiko juga bisa terjadi. Seperti,”swimmer’s ear” (infeksi saluran telinga bagian luar) yang dapat disebabkan oleh air yang terperangkap di dalam telinga hingga infeksi mata seperti konjungtivitis yang dapat terjadi karena paparan bakteri atau virus yang terdapat di air kolam renang.
Baginya, ini makin menunjukkan betapa pentingnya menjaga kebersihan air kolam renang dan mematuhi standar kebersihan yang ditetapkan.
Sehingga, menjaga kadar klorin yang konsisten dan melakukan perawatan rutin pada kolam renang pun menjadi sangat penting, sebab dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit dan infeksi yang disebabkan oleh air kolam.
Tak hanya itu, dokter ikut memperingatkan para perenang untuk menjaga kebersihan pribadi mereka, seperti mandi sebelum dan setelah berenang, menggunakan pelindung mata dan penutup telinga yang sesuai, serta menghindari menghirup air kolam renang.
Orang yang Berisiko Tinggi Terkena Penyakit Di sisi lain dokter kulit Monica Chahar mengatakan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau kerusakan pada pelindung kulit, membuat mereka rentan terhadap mikroorganisme yang terdapat di dalam air kolam.
“Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, luka terbuka, atau kondisi kulit yang terganggu memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap infeksi yang terkait dengan air kolam renang,” ucap Monica Chahar dilansir dari Times of India, Selasa (20/6/2023).
Selain itu, berenang secara berlebihan dalam air yang mengandung klorin juga dapat merusak rambut. Pasalnya, klorin digunakan sebagai desinfektan untuk menjaga kebersihan air kolam renang, tetapi dapat menyebabkan kerusakan pada rambut.
Paparan yang berlebihan terhadap klorin dapat menghilangkan minyak alami pada rambut, membuatnya kering, rapuh, dan mudah patah. Selain itu, klorin juga dapat membuat rambut terlihat kusam, kusut, dan mengubah warnanya.
Kulit kepala juga dapat menjadi gatal dan kemerahan akibat paparan klorin. Terakhir, konsultan senior di bidang pediatri Sarita Sharma menjelaskan anak-anak lebih rentan terhadap infeksi yang terkait dengan kolam renang.
Salah satu masalah umum adalah gastroenteritis akut, hal tersebut lantaran anak-anak seringkali belum dapat mengendalikan dorongan untuk buang air kecil atau besar, sehingga air kolam renang sering terkontaminasi dengan kotoran atau urin manusia.(Dari berbagai sumber/Annisa)