Seseorang yang Selingkuh Akan Berpeluang Melakukan Selingkuh Lagi?Ini Penjelasan Ilmiahnya

Seseorang yang cenderung menyukai kebebasan dan tatangan biasanya rentan melakukan perselingkuhan

Headline, Konten432 Views

Chanel Indonesia – Seseorang yang cenderung menyukai kebebasan dan tatangan biasanya rentan melakukan perselingkuhan. Hal ini karena mereka menyukai tantangan termasuk dalam hubungan, tak jarang perselingkuhan dilakukan berkali kali.

Dalam program Secret at Newsroom Media yang ditayangkan pada Jumat (21/7), seorang pria (33 tahun) menjadikan tantangan sebagai alasan utama perselingkuhan. Keinginan akan sesuatu yang lebih mendorongnya untuk berselingkuh dari pasangannya.

“Alasan selingkuh? Karena memang ada keinginan lebih. Saya selalu suka yang namanya tantangan, perselingkuhan itu penuh dengan tantangan. Banyak intrik, banyak politik, banyak sensasi, dan lain-lain,” kata dia yang tak disebutkan namanya.

Konselor pernikahan Deny Hen mengatakan bahwa pengakuan pelaku perselingkuhan itu menggambarkan sosok ‘serial cheater’. Dengan kata lain, orang tersebut gemar mencoba lebih dari satu pasangan.

“Di satu sisi, selingkuh itu mirip dengan adiksi juga. Jadi karena udah mencoba, senang, terus ada kegairahan lagi, coba lagi dan coba lagi,” ujar Deny dalam program yang sama.

Sementara psikolog Veronica Adesla menjelaskan bahwa orang yang pernah melakukan perselingkuhan bisa mengalami relapse atau kambuh. Hal itu tetap berlaku bagi pelaku perselingkuhan yang telah berproses untuk menjadi lebih baik.

“Pasangan yang berpikir untuk menerima balik, atau memaafkan [pelaku perselingkuhan], harus penuh dengan pemahaman juga bahwa hal itu [perselingkuhan] bisa terjadi lagi,” ucap Veronica.

Memahami kemungkinan adanya perselingkuhan yang terulang, lanjut Veronica, akan mendorong pasangan untuk melakukan langkah-langkah pencegahan.

“Biar kalau mau relapse [berselingkuh lagi], kita tahu apa yang bisa dilakukan. Itulah sebenarnya penting untuk berkonsultasi kepada profesional yang bergerak untuk konselor pernikahan, psikolog pernikahan, untuk kemudian bisa mengidentifikasi sumbernya tuh apa,” jelas dia.

Penyebab atau faktor risiko inilah yang kemudian bisa digunakan untuk menggali apa biang kerok dari perselingkuhan itu.

“Cari source-nya apa, kemudian kita bangun resources yang baru dalam menghadapi hal-hal yang mungkin berpotensi masalah lagi ke depannya,” pungkasnya.(Dari berbagai sumber/Annisa)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *