Channel Indonesia – Sebagai manusia biasa, tentu kita tak dapat luput dari kesalahan dan doa. Salah satu cara untuk memohon pengampunan dari Allah SWT adalah dengan melaksanakan sholat taubat.
Salat taubat merupakan salah satu salat sunnah yang dilaksanakan untuk meminta ampun ataupun taubat kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Serta sebagai bentuk penyesalan atas perbuatan dosa yang telah diperbuat dan berjanji untuk tidak mengulanginya
Semua umat Islam diperintahkan untuk segera bertaubat dengan meminta ampunan kepada Allah SWT, menyesali dosanya dan bertekad untuk tidak melakukannya lagi. Agar taubatnya lebih sempurna, umat Islam dianjurkan untuk menunaikan salat taubat. Berikut niat sholat taubat lengkap dengan tata cara, dan doanya.
Dalil Salat Taubat
Dalil pelaksanaan sholat taubat bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakar Ash-Shiddiq, ia berkata pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Tidaklah seorang hamba yang melakukan dosa, lalu ia bersuci dengan baik lalu ia berdiri untuk sholat dua rakaat, kemudian ia meminta ampunan kepada Allah melainkan Allah akan mengampuninya.” (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah)
Setelah Abu Bakar RA menyampaikan hadits tersebut, Rasulullah SAW membacakan ayat,
وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ ١٣٥
Wal-lażīna iżā fa‘alū fāḥisyatan au ẓalamū anfusahum żakarullāha fastagfarū liżunūbihim, wa may yagfiruż-żunūba illallāh(u), wa lam yuṣirrū ‘alā mā fa‘alū wa hum ya‘lamūn(a).
Artinya: “Demikian (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka (segera) mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya. Siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan apa yang mereka kerjakan (perbuatan dosa itu) sedangkan mereka mengetahui(-nya).” (QS Ali ‘Imran: 135)
Allah SWT merupakan Maha Pengampun dan akan membuka pintu taubat untuk umatnya. Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an surah At Tahrim ayat 8 untuk melakukan taubat:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Allah sendiri merupakan Maha Pengampun dan akan membuka pintu taubat untuk umatnya. Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur’an surah At Tahrim ayat 8 untuk melakukan taubat:
Melihat hal itu, tentu sebagai manusia biasa kita perlu menjalankan salat taubah untuk memohon ampunan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Lantas, seperti apa niat salat taubat, tata cara dan doanya? Berikut ulasannya.
Niat Salat Taubat
أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَي
Ushalli sunnatat taubati rak’ataini lillahi ta’ala
Artinya, “Saya niat sholat sunnah taubat dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
Tata Cara Salat Taubat
Tata cara salat taubat tidak berbeda dengan salat pada umumnya dan dapat dilakukan dengan dua rakaat. Berikut langkah-langkahnya:
- Pertama-tama, membaca niat salat taubat
- Dilanjutkan dengan takbiratul ihram
- Kemudian, membaca doa iftitah
- Membaca Al-Fatihah dan dilanjutkan membaca surat-surat pendek dalam Al-Qur’an
- Setelah itu, melakukan Ruku’ dan membaca doa saat ruku’ sebanyak tiga kali
- Kemudian dilanjutkan dengan i’tidal dan membaca doa i’tidal
- Melakukan sujud sebanyak dua kali dan membaca doa sujud sebanyak tiga kali , serta melakukan duduk diantara dua sujud.
- Saat melakukan duduk di antara dua sujud, membaca doa duduk di antara dua sujud
- Kemudian kembali bangun dan lakukan gerakan yang sama di rakaat kedua
- Tahiyat akhir dan baca doa tahiyat akhir
- Salam
Bacaan Doa Salat Taubat
Selesai melaksanakan sholat taubat, dianjurkan untuk banyak membaca zikir yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW yakni sebagai berikut.
أسْتَغْفِرُ اللّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لا إلَهَ إلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأتُوبُ إلَيْه
Astaghfirullahal ladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum wa atubu ilaihi.
Artinya: “Aku meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepada-Nya.”
Setelah membaca zikir dilanjutkan untuk membaca doa salat taubat berikut ini:
اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآاِلهَ اِلَّااَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَناَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ من شَرِّمَاصَنَعْتَ. اَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَي وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ
Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana’abduka wa ana’alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzubika min syarri maa shana’tu. abuu ulaka bini’matika ‘alayya wa abuu u bidzanbi fahghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.
Artinya: “Wahai Tuhan, Engkau adalah Tuhanku, tiada yang patut disembah melainkan hanya Engkau, Engkaulah yang menjadikan aku dan aku adalah hamba-Mu, dan aku dalam ketentuan dan janji-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku dan aku mengakui dosaku, karena itulah ampunilah aku, sebab tidak ada yang dapat memberi ampunan melainkan Engkau wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang telah aku perbuat.”
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam juga mengajarkan lafal atau doa taubat kepada Abu Bakar As-Shiddiq Radhiallahu Anhu. Sebagian ulama menganjurkan membaca doa ini setelah membaca doa tasyahud akhir dan sebelum salam.
اَللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا, وَلَا يَغْفِرُ اَلذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ, فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ, وَارْحَمْنِي, إِنَّكَ أَنْتَ اَلْغَفُورُ اَلرَّحِيمُ
Allāhumma innī zhalamtu nafsī zhulman katsīran (tercatat “kabīran” pada sebagian riwayat), wa lā yaghfirud dzunūba illā anta, faghfir lī maghfiratan min ‘indika, warhamnī, innaka antal ghafūrur rahīmu.
Artinya: “Tuhanku, sungguh aku telah menganiaya diri sendiri dengan penganiayaan yang banyak (sebagian riwayat ‘yang besar’). Tiada yang dapat mengampuninya kecuali Engkau. Anugerahkanlah ampunan dari sisi-Mu. Rahmatilah aku. Sungguh, Kau maha pengampun, lagi maha penyayang,” HR Bukhari dan Muslim.
Pada riwayat lain, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam juga membaca doa ini seperti yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Musa Al-Asy’ari.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي خَطِيْئَتِي وَجَهْلِي، وَإِسْرَافِي فِي أَمْرِي، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي جِدِّي وَهَزْلِي؛ وَخَطَئِي وَعَمْدِي؛ وَكُلُّ ذَلِكَ عِنْدِي، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ المُقَدِّمُ، وَأَنْتَ المُؤَخِّرُ، وَأَنْتَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Allāhummaghfir lī khathī’atī wa jahlī, wa isrāfī fī amrī, wa mā anta a‘lamu bihī minnī. Allāhummaghfir lī jiddī wa hazlī, wa khatha’ī wa ‘amdī. Wa kullu dzālika ‘indī. Allāhummaghfir lī mā qadamtu wa mā akhkhartu, wa mā asrartu, wa mā a‘lantu, wa mā anta a‘lamu bihī minnī. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru, wa anta ‘alā kulli syai’in qadīrun.
Artinya: “Tuhanku, ampunilah kekeliruan dan kebodohanku, kelewatanbatasku dalam sebuah hal, dan dosaku yang mana Kau lebih tahu dariku. Tuhanku, ampunilah dosaku dalam serius dan gurauanku, kekeliruan dan kesengajaanku. Apa pun itu semua berasal dariku. Tuhanku, ampunilah dosaku yang terdahulu dan terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan kunyatakan, dan dosa yang mana Kau lebih tahu dariku. Kau maha terdahulu. Engkau maha terkemudian. Kau maha kuasa ata segala sesuatu,” (HR Bukhari dan Muslim).
Waktu pelaksanaan salat taubat
Shalat taubat bisa dilakukan kapan saja, namun meskipun begitu, terdapat beberapa waktu yang hukumnya haram melaksanakan salat taubat, yaitu:
- Saat waktu menjelang matahari tenggelam hingga matahari benar-benar sempurna tenggelam,
- Saat dimulainya waktu salat Asar hingga tenggelam matahari,
- Saat matahari terbit hingga matahari naik sepenggalah,
- Saat matahari persis di tengah-tengah hingga terlihat condong.
(Dari berbagai sumber/ Mifta Khurokhmah)