Islamophobia: Memahami Ketakutan Terhadap Muslim

Islamophobia sebenarnya sudah muncul pada zaman Rasulullah Saw.

Konten380 Views

Channel Indonesia – Islamophobia adalah suatu bentuk ketakutan, kebencian, atau prasangka terhadap agama Islam atau secara umum terhadap Muslim terutama dipandang dalam bentuk terorisme. Phobia ini sering muncul di beberapa negara Eropa terutama pada kaum berkulit putih. Hal ini penyebabnya karena beberapa faktor seperti trauma akan sejarah, kaum mayoritas, konstelasi politik, dan kaum muslim itu sendiri.

Islamophobia sebenarnya sudah muncul pada zaman Rasulullah Saw. Lebih tepatnya pada tahun 610 – 622 Masehi. Hal ini terjadi kepada kaum Quraisy kota Mekkah yang sering menggangu dan menahan penyebaran risalah Nabi Muhammad Saw hingga terpecahlah perang yang telah kaum Muslim menangkan.

Setelah wafatnya Nabi, agama Islam semakin berkembang dan meluas. Berkat pengaruh dari beberapa dinasti Islam seperti Umayyah, Abbasiyah, dan Utsmaniyah. Peradaban Islam terus berkembang hingga mencapai benua Eropa.

Penyebaran Islam di Eropa bisa kita sebut pertanda baik dan buruk. Baiknya, agama Islam semakin terkenal luas di berbagai belahan dunia. Buruknya, mulai muncul permusuhan terhadap Islam dari kalangan masyarakat Barat karena perbedaan paham agama. Hingga menyebabkan munculnya perang Salib pada tahun 1095, dan berakhir pada 1291. Setelah kemenangan Islam dalam perang Salib, Islamophobia semakin marak di beberapa kalangan Eropa seperti di negara Spanyol.

Setelah keruntuhan Andalusia pada 1492, penindasan kaum Kristen terhadap penduduk muslim meningkat di Eropa. Raja Philip III Spanyol telah mengusir 300.000 muslim pada 1610 lewat titah yang ia keluarkan pada 1609. Setelah itu, pemerintah Barat berniat melenyapkan semua peradaban nyata Islam. Kejadian yang terjadi pada muslim, sejak awal  perang salib  merupakan awal kemunculan bentuk Islamophobia di kalangan masyarakat Barat.

Sejarah Islam di Dunia

Allah telah memperingatkan umat Muslim mengenai Islamophobia dalam QS Al Baqarah: 120,

وَلَنۡ تَرۡضٰى عَنۡكَ الۡيَهُوۡدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمۡ ؕ قُلۡ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الۡهُدٰى ؕ وَلَٮِٕنِ اتَّبَعۡتَ اَهۡوَآءَهُمۡ بَعۡدَ الَّذِىۡ جَآءَكَ مِنَ الۡعِلۡمِ ۙ مَا لَـكَ مِنَ اللّٰهِ مِنۡ وَّلِىٍّ وَّلَا نَصِيۡرٍ‏ ١٢٠

“Dan orang-orang Yahudi serta Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).” Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah.”

Meskipun begitu banyak penindasan yang kaum Muslim terima, agama Islam justru masih meningkat dan berkembang drastis hingga menjadi agama nomer dua dengan pemeluk terbanyak. Bahkan kaum Muslim menjadi kaum mayoritas di beberapa negara seperti Indonesia.

Peningkatan drastis kaum Muslim ini juga menjadi salah satu faktor penyebab Islamophobia. Dan bukan hanya di kalangan Eropa saja sekarang, namun di seluruh negara terutama Amerika Serikat.

Hal ini bermula pasca Perang Dunia II yang menghancurkan sebagaian besar Eropa sehingga terjadi kekurangan sumber daya alam dan manusia. Saat itu Eropa mengimpor banyak pekerja dari luar untuk membangun kembali negara mereka. Sebagian besar pekerja tersebut berasal dari Aljazair. Seiring waktu jumlah para pekerja semakin besar hingga ada beberapa yang memutuskan untuk melanjutkan kehidupan di sana.

Secara otomatis, kaum Muslim yang pada awalnya adalah kaum minoritas di Eropa menjadi mayoritas. Hal ini juga mempengaruhi kebudayaan dan lingkungan negara Eropa. Karena kaum Muslim yang kurang bisa berbaur dengan kaum non-Muslim, sering timbul beberapa konflik yang berujuang pada kerusuhan dan kekerasan. Ini juga yang memicu rasa ketakutan akan Islam dalam benak masyarakat Eropa.

Pengaruh Media

Kemunculan Islamophobia ini juga didukung beberapa faktor terutama media. Di Amerika, terdapat istilah bahwa orang-orang lebih percaya dengan media daripada kitab suci mereka. Amerika menjadi pelopor media pada kala itu. Hingga terpiculah peristiwa 9/11, serangan terorisme yang membajak empat pesawat dan meruntuhkan Menara kembar World Trade Center (WTC) di New York pada 11 September 2001. Tragedi yang menewaskan ribuan orang hingga terkenal sebagai teror terburuk sepanjang sejarah Amerika.

Kejadian terorisme ini pelakunya adalah kelompok teroris Al Qaeda yang dipimpin oleh Osama bin Laden, sekaligus yang bertanggung jawab atas peristiwa 9/11 tersebut. Setelah peristiwa kelam itu, Islam dan Muslim mendominasi headline negatif di media mainstream di seluruh dunia. Maka tak heran setiap kali ada serangan teror, biasanya akan disematkan pada Islam dan Muslim.

Namun, sebaliknya, bila ada serangan pada Muslim dan masjid di Barat jarang menjadi headline di media apapun. Seperti peristiwa terorisme bom di Masjid Sinai pada 2017, lebih tepatnya di Masjid al Rawdah, kota al Arish, provinsi Sinai Utara.

(Alifah Dhuha/ Dari Berbagai Sumber)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *