Channel Indonesia – Industri merk brand lokal memiliki peminat tinggi di tahun 2023. Tak kalah dengan mer brand International, kualitas brand lokal memiliki kualitas yang bagus dengan harga yang terjangkau. Hal ini menjadi inspirasi anda untuk memulai bisnis. Brand lokal yang memiliki peminat paling tinggi ada di beberapa kategori diantaranya adalah fashion dan beauty. Diantara fashion dan beauty, manakah yang paling besar keuntungannnya dalam bisnis?
Berdasarkan data yang dikumpulkan Hypefast dari lebih dari 4.000 sampel, penjualan brand lokal semakin mengalami peningkatan yang signifikan. Perusahaan yang berbasis ‘house of lifestyle brands’ tersebut mengungkap bahwa setiap tiga minggu ada satu merek baru yang dirilis. Hal itu bisa diartikan bahwa kini semakin mudah untuk membangun sebuah brand berkat hadirnya marketplace atau situs belanja online.
“Dunia sekarang sedang takut resesi jadi orang beralih ke pilihan yang lebih hemat. Orang Indonesia punya pilihan yang lebih murah dari brand-brand lokal,” kata Achmad ketika memberi paparannya mengenai Tren Brand Lokal 2023 di kantor Hypefast di Graha Binakarsa, Jakarta Selatan, pada Rabu, (21/6/2023).
Dalam kategori pada bisnis lokal, fashion dan beauty menjadi kategori yang paling stabil. Keduanya memiliki potensi dan peluang yang besar.Namun, apa sih perbandingan diantara keduanya? Apa kelebihan dan kekurangannya pada kategori keduanya?
Fashion
Dijelaskan Achmad Alkatiri selaku CEO Hypefast bahwa bisnis fashion mudah dimasuki. Brand owner mungkin hanya butuh Rp 3 juta untuk mulai menjual busana dan aksesori sehingga cocok untuk pemula usaha. Selain itu umumnya sebuah brand fashion hanya butuh waktu 4-6 bulan untuk merilis koleksi. Modalnya tidak harus banyak tapi fashion membutuhkan inovasi yang cepat karena pergantian tren. Dikatakan jika rata-rata laba kotor yang diterima adalah 42% dari penjualan sedangkan pembeli yang berulang hanyalah 32%.
“Bisnis fashion harus ikut trend jadi cepat masuk, cepat keluar. Karena bergantung dengan tren, pembeli loyal lebih sedikit,” kata Achmad.
Beauty
Industri kecantikan lokal berkembang sangat pesat dalam lima tahun ke belakang dan diprediksi bisa mengungguli merek-merek internasional di masa depan. Meski begitu, modal yang dibutuhkan umumnya lebih tinggi sekitar Rp 50 juta. Tapi bisnis itu cukup ditunjang dengan kemudahan manufaktur dan potensi laba kotor mencapai 65%. Sementara kemungkinan pembeli kembali memesan produk jika cocok dengan mereka sampai 58%.
“Manufakturnya sudah ada semua tinggal marketing-nya bagaimana. BPOM juga sekarang hanya butuh waktu 3-4 minggu. Beauty nggak terlalu mengikuti tren dan expired-nya lebih lama. Kalau sudah cocok, orang biasanya akan repurchase,” kata Achmad(Dari berbagai sumber/Annisa)