Channel Indonesia – Adakah dari kalian yang merasa bahwa warna baju mempengaruhi emosi dan cara anda bersikap? Warna pakaian tertentu bisa mendorong dopamine yang menyebabkan kita merasa lebih bahagia.
Dilansir dari media, saat ini dopamine dressing tengah menjadi salah satu tren di media sosial TikTok.
Trend ini mendorong seseorang untuk menggunakan pakaian yang diinginkan berdasarkan suasana hati.
Keterkaitan Dopamine dengan Suasana Hati
Penggunaan warna tertentu dikatakan dapat meningkatkan jumlah dopamine yang kita miliki sehingga dapat memengaruhi emosi kita.
Dopamine akan bekerja sebagai neurotransmitter (pembawa pesan antar neuron) yang terlibat dalam beberapa fungsi otak termasuk pembentukan emosi.
Kendati demikian, dopamine bukan merupakan satu-satunya molekul yang dapat memengaruhi perasaan kita. Pasalnya, serotonin, oksitosin dan berbagai endorfin turut berinteraksi dengan dopamine untuk mempengaruhi suasana hati kita.
Sayangnya, hingga saat ini tidak terdapat penelitian yang meminta partisipannya untuk mengganti pakaian cerah sambil memantau tingkat dopamine dalam otak mereka.
Ketika mempelajari hubungan antara warna dan emosi juga ditemukan beberapa kendala. Hal itu disebabkan karena opini kita terkait sebuah warna dipengaruhi oleh kebudayaan yang kita miliki.
Misalnya, di Inggris, kita akan mengaitkan warna hitam dengan kesedihan karena biasanya pakaian dengan warna ini akan dikenakan saat pemakaman. Sementara, di China orang akan mengenakan pakaian berwarna putih saat menghadiri pemakaman.
Pengaruh Pakaian Terhadap Kebiasaan
Meskipun kita tidak dapat mengetahui secara pasti pengaruh warna akan emosi seseorang, tetapi terdapat sebuah penelitian yang telah menunjukkan hubungan pakaian yang kita kenakan dengan bagaimana kita bertindak dan merasa.
Sebuah penelitian mengungkapkan orang yang difoto mengenakan kaos berwarna merah atau hitam dianggap lebih menarik dibandingkan mereka yang menggunakan warna lain.
Pakaian berwarna merah juga dinilai dapat meningkatkan performa fisik. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui tinjauan pertandingan sepak bola, selama 55 tahun terakhir ditunjukkan bahwa tim dengan seragam merah secara konsisten bermain lebih baik dalam pertandingan kandang dibandingkan warna seragam lainnya.
Penelitian lainnya turut mengungkapkan bahwa mengenakan pakaian yang memiliki hubungan dengan profesi tertentu dapat meningkatkan proses kognitif seseorang atau yang biasa disebut sebagai ‘enclothed cognition’.
Hal tersebut menyebabkan mengenakan pakaian olahraga membuat kita lebih cenderung berolahraga. Sementara, mengenakan setelan resmi dapat membuat seseorang bertindak dengan lebih dominan.
Namun, jika kita berbicara terkait performa, kenyamanan pakaian dinilai lebih penting. Hal itu dibuktikan melalui hasil penelitian yang mengungkap bahwa mahasiswa yang mengenakan pakaian yang lebih nyaman dan tidak terlalu resmi memiliki hasil yang lebih baik dalam ujian.
Pakaian berwarna hijau acap dikaitkan dengan peningkatan kinerja kreatif dan diketahui dapat membangkitkan perasaan relaksasi yang mungkin. Hal tersebut diprediksi karena warna hijau mengingatkan kita pada alam.
Sementara, warna kuning dianggap memiliki keterkaitan dengan musim panas dan kehangatan yang dapat memberikan kebahagiaan, energi dan kegembiraan. Sayangnya, tidak diketahui apakah perasaan ini muncul saat mengenakan warna tersebut. (Dari berbagai sumber/Annisa)