Channel Indonesia – Pemberangkatan misi haji gelombang pertama terus berjalan, jemaah haji dari berbagai daerah mulai diterbangkan ke Tanah Suci menuju bandara Madinah.
Namun di tengah pelaksanaan agenda tersebut muncul kendala yang cukup mengganggu, visa jemaah haji di beberapa daerah ternyata sampai dengan mendekati jadwal keberangkatan penerbangan tidak kunjung terbit padahal semua syarat dan barang-barang bawaan mereka telah siap.
Ketua Komnas Haji/ Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, DR H. Mustolih Siradj menjelaskan melihat kasus di atas, hal ini menyebabkan puluhan jemaah tertunda berangkat. Pasalnya visa menjadi syarat utama masuk Arab Saudi.
“Kegagalan berangkat jemaah haji akibat visa yang belum terbit dialami di beberapa daerah antara lain Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi yang jika ditotal mencapai ribuan, keluh Mustolih kepada wartawan, di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
Masih dari penuturannya, hal tersebut tak hanya mengganggu kenyamanan para calon tamu Allah dan keluarganya yang pastinya merasa waswas terancam tidak bisa haji, tetapi berpotensi mengganggu tahapan dan rencana yang sudah dirancang oleh Kemenag yang dampaknya sistemik karena menimbulkan efek domino antara lain tidak terpakaianya seat penerbangan, pemanfaatan akomodasi yang tidak sesuai jadwal, konsumsi yang tidak terserap, jadwal transportasi terganggu, keterlambatan penerbitan kartu nusuk dan merubah penerbangan berikutnya.
“Tidak terbitnya visa jemaah harus mendapatkan perhatian serius, dimitigasi dan segera dicarikan jalan keluar oleh pemerintah agar persoalan ini tidak membuat calon jemaah gelisah dan makin meluas mengingat masih ada gelombang kedua pemberangkatan ribuan jemaah,” tuturnya.
“Jemaah yang tertunda visanya harus diberikan jaminan mereka nantinya bisa berangkat ke Tanah Suci,” katanya lagi menambahkan.
Jika melihat pergerakan pemvisaan (data visa) pagi ini pada Siskohat Kemenag masih ada 4 ribuan visa yang belum terbit dan 2.972 yang statusnya ditolak.
Menurtnya, Komnas Haji harus mendorong agar Kemenag meningkatkan intensitas koordinasi dengan otoritas Arab Saudi dan terutama dengan syarikah-syarikah yang sudah menandatangani kontrak dan berkomitmen akan memberikan layanan maksimal.
“Hari-hari ini sudah memasuki fase krusial penyelenggaan ibadah haji semua pihak harus konsentrasi memberikan layanan terbaik kepada calon jemaah haji,” pungkasnya.