Channel Indonesia – Salah satu tanda hari kiamat adalah kemunculan Dajjal. Dajjal akan merajai segala penjuru dunia. Makhluk itu akan muncul sebagai fitnah yang paling besar bagi umat manusia.
Meski datangnya Dajjal tidak ada yang tahu kapan. Tetapi, lokasi kemunculan Dajjal sudah diberi tahu oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam.
“Sesungguhnya ia muncul di daerah perbatasan antara Syam dan Iraq, sehingga berbuat kerusakan di kanan dan di kiri.” (HR Muslim nomor 2937)
Dajjal akan datang ke seluruh penjuru dunia dengan membawa fitnahnya. Namun, ada 2 tempat dan 4 masjid yang tidak dapat dimasuki oleh Dajjal. Yaitu di Kota Makkah dan Madinah, Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjidil Aqsa, dan Masjid Ath-Thuur.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
“Tidak ada satu negeri pun, melainkan semua diinjak oleh Dajjal. Kecuali Makkah dan Madinah. Semua jalan yang menuju ke sana dijaga dengan malaikat dengan berbaris. Maka berhentilah Dajjal di sebuah kebun (di pinggir Kota Madinah). Madinah berguncang tiga kali. Lalu keluarlah semua orang-orang kafir dan munafik dari Kota Madinah menemui Dajjal.” (HR Bukhari nomor 1881 dan Muslim: 2943)
Selain dua kota tersebut, Dajjal juga tidak bisa memasuki Baitulmaqdis atau tempat yang disucikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dari Samurah bin Jundub, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda:
“Dan dia (Dajjal) akan muncul di muka bumi seluruhnya, kecuali dua tempat suci (Makkah dan Madinah) juga Baitulmaqdis.” (HR Bukhari, Ahmad, dan Tirmidzi)
Tempat-tempat suci yang tidak dapat dimasuki oleh Dajjal ada empat, yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjidil Aqsa, dan Masjid Ath-Thuur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam, yaitu:
“Dia tinggal di bumi selama 40 hari. Dalam rentang waktu itu, dia mendatangi setiap tempat. Tetapi dia tidak bisa mendekati empat masjid: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjidil Aqsa, dan Masjid Ath-Thuur.” (HR Ahmad)
Berikut 4 tempat yang tidak akan bisa di masuki Dajjal
-
Masjidil Haram
Masjidil Haram merupakan sebuah masjid yang berlokasi di pusat Kota Makkah dan merupakan masjid terbesar di dunia.
Masjid ini dibangun mengelilingi Kakbah yang menjadi arah kiblat bagi umat Islam dalam mengerjakan ibadah sholat di seluruh dunia.
Selain menjadi kiblat, masjid ini juga menjadi tempat bagi para jamaah haji melakukan beberapa ritual wajib, yaitu tawaf dan sai.
Sesuai namanya, Masjidil Haram atau Masjid Al Haram merupakan masjid yang memang diharamkan untuk dimasuki oleh kaum kafir dan yahudi.
-
Masjid Nabawi
Masjid Nabawi juga dianggap sebagai tempat suci oleh umat Islam. Masjid Nabawi adalah sebuah masjid yang terletak di Kota Madinah, Arab Saudi.
Dalam sejarah Islam masjid Nabawi merupakan masjid ketiga yang dibangun Rasulullah dan menjadi masjid terbesar kedua di dunia.
Masjid Nabawi diyakini dulunya adalah rumah tempat tinggal Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam setelah hijrah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.
-
Masjidil Aqsa
Masjidil Aqsa atau Masjid Al Aqsa yang memiliki arti harfiah masjid terjauh ini disebut sebagai Baitulmaqdis atau tempat suci, yang tidak hanya menurut agama Islam, tetapi juga menurut pandangan kaum non-Muslim.
Dalam sudut pandang umat Islam, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam diangkat ke Sidratulmuntaha dalam peristiwa Isra Mi’raj dari Masjidil Aqsa setelah sebelumnya dibawa dari Masjidil Haram di Makkah.
Masjidil Aqsa juga menjadi kiblat umat Islam generasi awal hingga 17 bulan setelah hijrah sampai kemudian dialihkan ke Kakbah di Masjidil Haram.
Masjid Al-Aqsha terletak di Palestina, tepatnya di pesisir laut Mediterania yang berbatasan dengan Lebanon di sebelah utara, berbatasan dengan Yordania di sebelah timur, berbatasan dengan Arab Saudi di sebelah selatan, dan berbatasan dengan Mesir di sebelah barat.
-
Masjid Ath-Thur
Lokasi masjid ini masih belum diketahui secara pasti. Diyakini Masjid Ath-Thur berlokasi di Bukit Thursaina, yaitu tempat di mana Nabi Musa Alaihissallam menerima wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dijelaskan dalam Alquran Surat At-Tin Ayat 1–3 yang artinya, “Demi buah tin dan zaitun. Demi (Bukit) Thursina. Dan, demi negeri yang aman ini.”
Sejumlah ahli tafsir yang menafsirkan ketiga ayat tersebut, terutama Thursina, hampir semuanya menyepakati bahwa Bukit Thursina adalah bukit saat Nabi Musa Alaihissallam menerima wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Namun untuk letak Bukit Thursina, mereka memiliki berbeda pendapat. Setidaknya ada tiga versi tentang lokasi Bukit Thursina.
Sejumlah ahli tafsir meyakini bahwa Bukit Thursina sebagaimana disebutkan dalam Surat At-Tin berada di wilayah Mesir yang lokasinya berada di Gunung Munajah, di sisi Gunung Musa. Lokasi ini dikaitkan dengan keberadaan Semenanjung Sinai.
Pendapat ini didukung oleh Sayyid Quthb dalam tafsirnya Fi Zhilal al-Qur’an. Menurut Quthb, Thursina atau Sinai itu adalah gunung tempat Nabi Musa Alaihissallam dipanggil berdialog dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Versi kedua menyebutkan lokasi Bukit Thursina bukan di Sinai, Mesir, sebab terdapat peristiwa Nabi Musa Alaihissallam menerima wahyu saat keluar dari Mesir akibat kejaran Firaun.
Menurut versi ketiga, tempat yang diduga sebagai Bukit Thursina adalah sebelah selatan Nablus (Palestina) atau yang dinamakan Jurzayem.
(Dari berbagai sumber/ Mift