6 Jenis Gangguan Kecemasan yang Bisa Ancam Kesehatan Jiwa ‎

Kecemasan merupakan salah satu respons alami tubuh terhadap beberapa situasi yang tidak pasti dan mengancam.

Konten490 Views

Channel Indonesia – Kecemasan merupakan salah satu respons alami tubuh terhadap beberapa situasi yang tidak pasti dan mengancam. Namun, kecemasan yang berlebihan dan lebih intens dapat membuat seseorang menghindar dari kegiatan sehari-hari, menarik diri, dan mungkin mengalami serangan panik. Keadaan ini sudah dapat dikategorikan sebagai gangguan kecemasan.

Gangguan kecemasan adalah perasaan khawatir, cemas atau takut yang berlebihan dan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. Gangguan kecemasan wujudnya berbeda-beda pada setiap orang. Hal ini bergantung pada gejala apa saja yang dialami penderita serta apa saja pemicunya.

Cemas yang terjadi terus menerus tidak lagi dianggap cemas biasa dan harus segera ditangani karena merupakan sebuah bentuk gangguan kesehatan jiwa atau mental. Adapun terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan, berikut ulasannya.

6  Gangguan Kecemasan yang Dapat Membuat Masalah dan Mengancam Kesehatan Jiwa.
 1. Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder/GAD)

Gangguan kecemasan umum atau generalized anxiety disorder (GAD) merupakan salah satu jenis gangguan kecemasan yang ditandai dengan kecemasan kronis, rasa khawatir, dan tegang berlebihan.

GAD termasuk dalam jenis gangguan kecemasan yang paling umum didiagnosis pada orang dewasa. Penderita GAD umumnya mengalami kekhawatiran atau kecemasan yang berlebihan terhadap kejadian atau aktivitas sehari-hari, sehingga selalu merasa dalam kesulitan.

Hal ini dapat menyebabkan kesulitan tidur, kesulitan berkonsentrasi, dan menimbulkan gejala fisik seperti sakit kepala dan ketegangan otot. Penderita GAD mungkin juga memiliki peningkatan risiko terkena depresi atau gangguan kecemasan lainnya.

2. Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder/SAD)

Social Anxiety Disorder atau SAD merupakan sebuah rasa takut atau cemas yang luar biasa terhadap situasi sosial atau berinteraksi dengan orang lain baik sebelum, sesudah maupun selama dalam situasi tersebut..

SAD dapat menyebabkan ketakutan atau kecemasan yang terus-menerus dan intens terhadap situasi sosial. Orang dengan SAD mungkin menghindari interaksi sosial sama sekali karena takut dihakimi, diejek, atau ditolak.

Gejala pada jenis kecemasan ini dapat berupa takut atau tidak suka berinteraksi dengan orang lain, percaya diri rendah, menghindari kontak mata, takut dikritik atau dihakimi orang lain, malu atau takut berada ditempat umum Hal ini dapat mempersulit individu untuk membangun hubungan, memajukan karier, atau menikmati aktivitas sosial. SAD adalah masalah umum yang bisa dimulai bahkan sejak masa kanak-kanak.

3. Gangguan Panik

Gangguan panik merupakan serangan panik yang datang tiba-tiba dan berulang tanpa alasan yang jelas. Masalah ini dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Gangguan kecemasan ini ditandai dengan serangan rasa takut atau teror yang tiba-tiba dan tak terduga, yang disebut serangan panik dan kekhawatiran mendalam mengenai kapan serangan lain mungkin terjadi.

Gejala serangan panik seringkali disertai gejala fisik seperti detak jantung cepat, pusing, nyeri dada, berkeringat, sesak napas, dan gemetar. Serangan panik bisa sangat parah hingga terasa seperti serangan jantung atau kondisi fatal, yang kemudian menyebabkan individu menghindari situasi serupa dan mengembangkan agorafobia atau ketakutan pada keramaian.

 4. Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)

Gangguan Obsesif-Kompulsif memiliki dua komponen utama, yaitu obsesi (pikiran atau dorongan yang mengganggu dan tidak masuk akal) dan kompulsi (tingkah laku atau pola pikir yang dilakukan untuk meringankan perasaan tidak nyaman dari obsesi).

Seseorang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) mengalami kecemasan karena obsesi yang ia alami. Akibatnya, ia melakukan perilaku kompulsif yang dapat meredakan obsesinya.

OCD adalah jenis gangguan kecemasan yang dapat mempengaruhi lebih dari 1 persen populasi umum. Orang dengan OCD dapat memiliki pikiran atau perilaku yang tidak diinginkan, mengganggu, dan berulang-ulang sehingga menyebabkan stres dan kecemasan.

Berikut contoh perilaku yang dilakukan oleh penderita gangguan obsesif-kompulsif:

  • Mencuci tangan beberapa kali karena cemas akan kebersihan diri
  • Menghitung uang, kemudian menghitung ulang karena khawatir hitungan sebelumnya belum tepat
  • Menyalakan dan mematikan kompor berkali-kali untuk memastikan keselamatan rumah
5. Gangguan Kecemasan Perpisahan

Gangguan kecemasan berpisah adalah salah satu gangguan yang kerap terjadi pada anak-anak yang sering terjadi. Meski begitu, kondisi ini juga bisa dialami oleh orang dewasa.

Kondisi yang juga disebut separation anxiety disorder ini ditandai dengan rasa takut yang terus-menerus saat berada jauh dari rumah atau orang terdekat, seperti orangtua.

Biasanya, pengidap gangguan kecemasan ini merasa sangat tertekan dan kesulitan untuk pergi ke sekolah atau tempat kerja karena perpisahan yang dialaminya.

6. Gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder/PTSD)

Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), merupakan serangan panik yang dapat dipicu oleh trauma pengalaman masa lalu misalnya kecelakaan atau kejadian yang mengancam jiwa. Pengalaman traumatis dapat mengubah hidup kita. Menyaksikan atau mengalami kekerasan, pelecehan, perundungan, bencana alam, dan kecelakaan, dapat membuat kita cemas dan stres.

Bagi sebagian orang, gejala-gejala ini dapat hilang dengan sendirinya dalam jangka pendek. Namun, sebagian lainnya dapat mengalaminya lebih lama hingga mengganggu kegiatan sehari-hari mereka. Orang-orang ini dapat memperoleh diagnosis gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder/PTSD).

Contoh peristiwa traumatis seseorang yang menderita PTSD adalah sebegai berikut:

  • Mengingat kembali peristiwa traumatis, seperti kilas balik (flashback), mimpi buruk, pikiran-pikrian intrusif, dan merasakan ulang sensasi fisik dari peristiwa
  • Sulit mengingat peristiwa traumatis, merasa bersalah, rendah diri, dan derealisasi (menganggap dunia tidak nyata)
  • Menghindari tempat atau objek tertentu yang mengingatkan pada peristiwa traumatis
  • Sulit untuk tidur dan berkonsentrasi, mudah tersinggung, serta mudah merasa tidak nyaman bila terpapar sesuatu yang mengingatkan pada peristiwa traumatis
  • Menghindari tempat atau objek tertentu yang mengingatkan pada peristiwa traumatis

 

(Dari berbagai sumber/ Mifta Khurokhmah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *